Di bawah renungan mata yang redup itu,
tersimpan beribu harapan,
tersimpan jutaan impian,
terbuku infiniti doa,
tersusun jua nasihat dan pesanan,
yang akan diberi mengikut masa dan turutan,
tersembunyi juga penah lelah dan penderitaan,
tersembunyi juga keluhan,
namun,
mata itu juga yang sentiasa memberi sinar harapan,
di saat diri tersungkur di tengah perjalanan,
agar kita bangkit membelah lautan,
dalam perjalanan mencari erti kehidupan,
dalam perjalanan menuju Tuhan,
sentiasa berdoa agar dipertemukan,
di syorga kelak dibawah lindungan pohon-pohon.
gosok mata.gatal pulak.Eheh
Dalam al-quran juga banyak kisah-kisah mengenai kasih sayang antara ibu bapa dan anak-anak mereka.contohnya ketika ibu Nabi Musa a.s ditimpa perasaan yang tersangat takut tatkala Firaun mengeluarkan arahan untuk membunuh semua bayi lelaki dari kalangan Bani Israel dijalankan.
" Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu
khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan
janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena
sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya
(salah seorang) dari para rasul(7). Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir'aun yang akibatnya dia menjadi
musuh dan kesedihan bagi mereka. Sesungguhnya Fir'aun dan Hamman
beserta tentaranya adalah orang-orang yang bersalah(8).Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku
dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfa'at
kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyedari(9).Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa[1115].
Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa,
seandainya tidak Kami teguhkan hati- nya, supaya ia termasuk
orang-orang yang percaya (kepada janji Allah).(10)"
(Al-Qasas:7-10)
[1115] Setelah ibu Musa menghanyutkan Musa di sungai Nil, maka
timbullah penyesalan dan kesangsian hatinya lantaran kekhawatiran atas
keselamatan Musa bahkan hampir-hampir ia berteriak meminta tolong
kepada orang untuk mengambil anaknya itu kembali, yang akan
mengakibatkan terbukanya rahasia bahwa Musa adalah anaknya sendiri.
Dan akhirnya bonda baginda Nabi Musa a.s disatukan semula dengan Nabi Musa a.s.
"dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau
menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: "Mau- kah
kamu aku tunjukkan kepadamu ahlul bait yang akan memeliharanya untukmu
dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?"(12).Maka kami kembalikan Musa kepada ibunya, supaya senang hatinya dan
tidak berduka cita dan supaya ia mengetahui bahwa janji Allah itu
adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.(13)"
Allahurobbi..nampak tak?islam telah mendahului peradaban dalam mendidik manusia untuk menghargai dan menonjolkan kasih sayang sesama ahli keluarga.Tak cukup laghi? cuba usha kisah Nabi Yusuf dan bapanya,pesanan-pesanan lejen Luqman al-hakim kepada anaknya dan banyak lagi contoh-contoh menunggu.untuk dibaca,dicari.bukan tunggu datang berguling-guling seperti bebola salji kearah anda.
"Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-
bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Al-Ankabut: 8)
Selaghi kudrat masih ada,selagi roh masih ada,biar pun dimamah usia,teruslah berbakti pada ibu bapa kita..